Minggu, 14 Juni 2015

PEMERIKSAAN FISIK : AUSKULTASI SUARA NAPAS

Sebelum melakukan pemeriksaan auskultasi pada nafas, ada baiknya kita review dulu untuk anatomi sistem pernafasan. Klik pada bagian yang anda ingin tahu fungsinya akan ada penjelasan disamping kiri.

Tujuan Pemeriksaan Auskultasi pada Paru-paru :
Pemeriksaan berguna untuk mengkaji aliran udara melalui bronkial dalam rangka mengevaluasi adanya cairan atau obstruksi padat dalam paru. Untuk mengevaluasi kondisi paru, pemeriksa mengauskultasi bunyi napas normal, bunyi napas tambahan dan bunyi suara.


a.    Suara nafas normal
Evaluasi suara nafas normal ditunjukkan dengan mengkaji pergerakan udara melalui sistem pulmoner dan untuk mengidentifikasi adanya suara abnormal. Hal ini dilakukan dengan meletakkan diafragma stetoskop pada dinding dada dan instruksikan pasien untuk bernafas dan mengeluarkannya secara perlahan dengan mulut terbuka. Auskultasi harus dilakukan secara sistematik, dari satu sisi ke sisi yang lain, dari atas ke bawah, ke bagian anterior, posterior dan lateral. Suara nafas normal berbeda-beda tergantung pada lokasinya. Suara nafas normal dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu bronkial, bronchovesikular, dan vesicular.


Tabel Karakteristik Suara Paru Normal

b.    Suara nafas abnormal
Adanya kondisi abnormal yang mempengaruhi pohon bronkhial dan alveoli dapat menghasilkan bunyi tambahan. Ada 3 kategori suara nafas abnormal yaitu tidak adanya atau berkurangnya suara nafas, suara nafas bronchial yang berpindah tempat dan suara nafas tambahan.
  1. Tidak adanya atau berkurangnya suara nafas mengindikasikan bahwa kecilnya atau tidak adanya aliran udara pada area tertentu.
  2. Suara nafas bronchial yang berpindah tempat adalah suara beronchial normal yang terdengar pada daerah perifer paru. Kondisi ini biasanya merupakan indikasi adanya cairan atau eksudat pada alveoli.
  3. Suara nafas tambahan adalah suara ekstra yang terdengar selain suara nafas normal.

Tabel Suara nafas abnormal dan kondisi yang berhubungan


Tabel Suara nafas abnormal dan kondisi yang berhubungan.Untuk lebih jelasnya mari berlatih mendengarkan suara nafas dengan flash dibawah ini. Klik pada suara nafas yang ingin anda dengarkan kemudian klik pada titik yang ditunjukkan.


Ini dia screenshot dan linknya :

01-Introduction (Klik gambar untuk menuju video)


02.Posterior Inspection (Klik gambar untuk menuju video)


03-Posterior Palpation (Klik gambar untuk menuju video)


04-Posterior Percussion (Klik gambar untuk menuju video)


05-Normal Breath Sound (Klik gambar untuk menuju video)


06.Adventitious Sound (Klik gambar untuk menuju video)


07-Posterior Auscultation (Klik gambar untuk menuju video)


08-Anterior Inspection and Palpation (Klik gambar untuk menuju video)


09-Anterior Percussion (Klik gambar untuk menuju video)


10-Anterior Auscultation (Klik gambar untuk menuju video)






 

sumber http://akatsuki-ners.blogspot.com

Suara Napas tambahan (Abnormal)


Selain suara napas bronkial dan vesikular yang merupakan suara napas normal, terdapat suara napas lain yang disebut suara napas tambahan (adventitious sounds atau added sounds). 
Suara napas tambahan hanya didapatkan pada keadaan tidak normal. Suara napas tambahan disebut juga suara napas tidak normal (abnormal breath sounds), suara ini disebabkan karena adanya penyempitan jalan napas atau obstruksi. Menurut lamanya bunyi, suara napas tambahan dibedakan menjadi suara yang terdengar kontinu dan suara yang terdengar tidak kontinu.


Suara napas tambahan dapat dibedakan menjadi empat bunyi, yaitu:
 
Stridor, 
yaitu suara yang terdengar kontinu (tidak terputus-putus), bernada tinggi yang terjadi baik pada saat inspirasi maupun pada saat ekspirasi, dapat terdengar tanpa menggunakan stetoskop, bunyinya ditemukan pada lokasi saluran napas atas (laring) atau trakea, disebabkan karena adanya penyempitan pada saluran napas tersebut. Pada orang dewasa, keadaan ini mengarahkan kepada dugaan adanya edema laring, kelumpuhan pita suara, tumor laring, stenosis laring yang biasanya disebabkan oleh tindakan trakeostomi atau dapat juga akibat pipa endotrakeal.

Ronkhi basah
yaitu suara yang terdengar kontinu. Ronkhi adalah suara napas tambahan bernada rendah sehingga bersifat sonor, terdengar tidak mengenakkan (raspy), terjadi pada saluran napas besar seperti trakea bagian bawah dan bronkus utama. Disebabkan karena udara melewati penyempitan, dapat terjadi pada inspirasi maupun ekspirasi.

Suara mengi (wheezing)
yaitu suara yang terdengar kontinu, nadanya lebih tinggi dibandingkan suara napas lainnya, sifatnya musikal, disebabkan karena adanya penyempitan saluran napas kecil (bronkus perifer dan bronkiolus). Karena udara melewati suatu penyempitan, mengi dapat terjadi, baik pada saat inspirasi maupun saat ekspirasi. Penyempitan jalan napas dapat disebabkan oleh sekresi berlebihan, konstriksi otot polos, edema mukosa, tumor, maupun benda asing.
Ronkhi kering (Rules atau crackles) 
yaitu suara yang terdengar diskontinu (terputus-putus), ditimbulkan karena adanya cairan di dalam saluran napas dan kolapsnya saluran udara bagian distal dan alveoli. Ada tiga macam ronkhi kering: halus (fine rales), sedang (medium rules), dan kasar (coarse rules).
 
Bising gesek pleura (Pleural friction rubs)
Bising gesek pleura dihasilkan oleh bunyi gesekan permukaan antara pleura perietalis dan pleura viseralis. I3unyi gesekan terjadi karena kcdua permukaan pleura kasar. Permukaan pleura yang kasar biasanya disebabkan oleh eksudat fibrin. Suara gesekan terdengar keras pada akhir inspirasi walaupun sebenarnya Bising gesek terdengar selama inspirasi maupun ekspirasi. Bising gesek pleura terdengar pada saat bernapas dalam. Gesekan lebih string terdengar pada dinding dada lateral bawah dan anterior. Gesekan yang kuat juga dapat dirasakan pada saat palpasi, dan terasa sebagai vibrasi.

Pada beberapa literatur, mengi (wheezing) disamakan dengan ronkhi, seperti halnya pada buku kedokteran Inggris. Buku kedokteran Amerika, menyebut mengi dengan istilah wheezing. Menurut Tisi, pada ronkhi nadanya lebih rendah dibandingkan dengan nada mengi, ronkhi bersumber di saluran napas yang lebih besar sedangkan mengi bersumber di saluran napas yang lebih kecil. Penerjemahan istilah ronchi, wheezing, rules dan crackles ke dalam hahasa Indonesia belum seragam. Banyak yang menerjemahkan rales atau crackles menjadi ronkhi. Ronkhi kering untuk padanan fine rules sedangkan ronkhi basah sebagai padanan coarse roles. Wheeze atau wheezing diterjemahkan menjadi mengi.

Ronkhi yang terdengar dini saat inspirasi disebabkan oleh obstruksi saluran napas. Ronkhi kering yang terjadi dini saat inspirasi biasanya disebabkan oleh penutupan saluran pernapasan kecil pada saat akhir ekspirasi, suara ini akan hilang setelah menarik napas dalam dalam beberapa kali. Ronkhi kering yang terjadinya terlambat pada saat inspirasi (suaranya seperti ketika mengelentek “velcro”, (hook and loop fastener), biasanya berkaitan dengan penyakit yang menyebabkan defek ventilasi yang sifatnya restriktif seperti fibrosis interstisial difus idiopatik, asbestosis dan sarkoidosis.




sumber infoperawat